Sejarah Tari Topeng Cirebon
Pada masa Kerajaan Jenggala berkuasa di bawah pemerintahan Prabu
Amiluhur atau Prabu Panji Dewa, tarian tersebut masuk ke Cirebon melalui
seniman jalanan.
Di Cirebon, tari topeng kemudian mengalami perpaduan dengan
kesenian setempat sehingga melahirkan sebuah kesenian topeng yang khas.
Selanjutnya, mengingat Cirebon adalah salah satu pintu masuk
tersebarnya Agama Islam di Tanah Jawa, hal ini turut berdampak pula pada
perkembangan seni tradisi yang
telah ada sebelumnya.
Adalah Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) yang menjadi
tokoh sentralnya pada tahun 1470 hingga menjadikan wilayah Cirebon sebagai
pusat penyebaran Islam. Sebagai upaya untuk menyebarkan agama baru tersebut,
Sunan Gunung Jati pun bekerja sama dengan Sunan Kalijogo.
Keduanya berusaha memfungsikan Tari Topeng yang ada sebagai
bagian dari upaya penyebaran Islam sekaligus sebagai tontonan di lingkungan
keraton. Selain tari ini ada juga 6 jenis kesenian lainnya yakni Wayang Kulit, Gamelan Renteng, Brai, Angklung,
Reog dan Berokan.
Ketika Sunan Gunung Jati berkuasa di Cirebon pada tahun 1479,
terjadilah serangan oleh Pangeran Welang dari Karawang. Pangeran ini terkenal
sakti karena memiliki pedang yang diberi nama Curug Sewu.
Saking saktinya, Sunan Gunung Sakti beserta Sunan Kalijogo dan
Pangeran Cakrabuana tidak mampu menandinginya. Akhirnya diambillah jalan
diplomasi kesenian.
Keputusan tersebut kemudian melahirkan kelompok tari dengan Nyi
Mas Gandasari sebagai penarinya. Menariknya, seiring dengan populernya kesenian
ini, Pangeran Welang jatuh hati pada penarinya, bahkan rela menyerahkan pedang
Curug Sewu sebagai pertanda cintanya.
Penyerahan senjata berarti pula hilangnya kesaktian sang
pangeran. Dia menyerah dan kemudian setia pada Sunan Gunung Jati dengan
ditandai pergantian namanya menjadi Pangeran Graksan.
Seiring dengan berjalannya waktu, kesenian tari yang dimaksud
lebih dikenal dengan nama Tari Topeng Cirebon. Dalam perkembangannya, tari ini
pun memiliki bentuk dan penyajian yang spesifik.
Dari sini dikenallah beberapa macam tari, diantaranya Tari
Topeng Kelana, Tari Topeng Tumenggung, Tari Topeng Rumyang, Tari Topeng Samba
dan Tari Topeng Panji.
Sebagai tarian yang menggunakan properti topeng, kelima tari
tersebut juga mengusung 5 jenis topeng yang kemudian dikenal sebagai Panca
Wanda.
Komentar
Posting Komentar