ASAL USUL TARI TOPENG CIREBON

Dalam sejarahnya, jauh sebelum keberadaan tari topeng di Cirebon, tarian sejenis telah tumbuh dan berkembang di Jawa Timur sejak abad 10-16 Masehi.
Pada masa Kerajaan Jenggala berkuasa di bawah pemerintahan Prabu Amiluhur atau Prabu Panji Dewa, tarian tersebut masuk ke Cirebon melalui seniman jalanan.
Di Cirebon, tari topeng kemudian mengalami perpaduan dengan kesenian setempat sehingga melahirkan sebuah kesenian topeng yang khas.
Selanjutnya, mengingat Cirebon adalah salah satu pintu masuk tersebarnya Agama Islam di Tanah Jawa, hal ini turut berdampak pula pada perkembangan seni tradisi yang telah ada sebelumnya.
Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) yang menjadi tokoh sentralnya pada tahun 1470 hingga menjadikan wilayah Cirebon sebagai pusat penyebaran Islam. Sebagai upaya untuk menyebarkan agama baru tersebut, Sunan Gunung Jati pun bekerja sama dengan Sunan Kalijogo.
Keduanya berusaha memfungsikan Tari Topeng yang ada sebagai bagian dari upaya penyebaran Islam sekaligus sebagai tontonan di lingkungan keraton. Selain tari ini ada juga 6 jenis kesenian lainnya yakni Wayang Kulit, Gamelan Renteng, Brai, Angklung, Reog dan Berokan.
Seiring dengan berjalannya waktu, kesenian tari yang dimaksud lebih dikenal dengan nama Tari Topeng Cirebon. Dalam perkembangannya, tari ini pun memiliki bentuk dan penyajian yang spesifik.
Dari sini dikenalah beberapa macam tari, diantaranya Tari Topeng Kelana, Tari Topeng Tumenggung, Tari Topeng Rumyang, Tari Topeng Samba dan Tari Topeng Panji.
Sebagai tarian yang menggunakan properti topeng, kelima tari tersebut juga mengusung 5 jenis topeng yang kemudian dikenal sebagai Panca Wanda.
Lima jenis tari topeng atau Panca Wanda :
1. Tari Topeng Panji, tarian jenis ini melambangkan kesucian anak yang baru lahir.
2. Tari Topeng Samba, tarian ini melambangkan perkembangan balita atau kelincahan manusia di masa kanak-kanak.
3. Tari Topeng Rumyang, tarian ini memiliki makna remaja yang sudah mulai mencari jati dirinya.
4. Tari Topeng Tumenggung , tarian ini menggambarkan manusia yang sudah menginjak dewasa dan telah menemukan jati dirinya.
5. Tari Topeng Kelana, tarian ini melambangkan sifat angkara murka yang terdapat dalam manusia

Komentar